Seseorang bisa disebut bijak apabila Ia selalu ingat mati dan berani mengakui kesalahannya.
Sabtu, 23 Oktober 2010
dia
Karena dia, aku tahu kekuranganku
Karena dia, aku kenali kelebihanku
Karena dia, semua jadi lebih mudah untukku
Karena dia, aku tahu jalan yang terbaik untuk berdoa dan bersykur
Karena dia, Dia makin menyayangiku dan menganugerahiku belahan hati yang baik
Karena dia, adalah suamiku yang akan selalu membuatku bersyukur atas semua yang aku punya kala hidup dan bekal kala berpulang
oleh:
Honeybee
Kamis, 14 Oktober 2010
Harapan
Udara harum semerbak
Terbang membawa kesegaran
Diiringi butir-butir air berjatuhan
Suara kaki melangkah tegap
Memancarkan cahaya keyakinan
Berjalan penuh makna
Menggenggam tugas mulia
Kewajiban dijalankan
Berakhir sesuai keinginan
Manusia punya asa
Tuhan yang menentukan
Minggu, 10 Oktober 2010
Kunanti
Kunanti kedatanganmu
Tak sabar aku menunggu
Terbayang di hadapanku
Betapa indahnya engkau
Kau datang kepadaku
Seiring hembusan angin lalu
Girang rasa hati ini
Menapakkan kaki kali pertama
Namun aku tertunduk lesu
Api membakar dada
Langit serasa berputar
Langkah serasa berat
Inikah yang kunanti
Inikah yang kumimpi
Semua tiada berarti
Hancur lebur terbawa angan
Selasa, 05 Oktober 2010
Komitmen
Aku lakukan sepenuh hati
Dengan segenap kemampuan
Menggenggam dengan erat
Menggigit dengan kuat
Kulihat sekelilingku
Kupandang dengan sendu
Inikah janjimu yang dulu
Mengabdi dengan tulus
Sadarkah engkau
Telah berjalan berbelok
Dari niatanmu yang mulia
Menuju kegelapan yang pekat
Dengan segenap kemampuan
Menggenggam dengan erat
Menggigit dengan kuat
Kulihat sekelilingku
Kupandang dengan sendu
Inikah janjimu yang dulu
Mengabdi dengan tulus
Sadarkah engkau
Telah berjalan berbelok
Dari niatanmu yang mulia
Menuju kegelapan yang pekat
Minggu, 03 Oktober 2010
Kesedihan Hati
Langit mendung di ufuk barat
Mengiringi kepergianmu
Seorang mujadid yang lurus
Yang turun tiap 100 tahun sekali
Kesedihan menyelimuti hati
Wajah-wajah sayu memendam
Tetesan air mata mengiringi
Dada terasa kosong hampa
Saat Pembaru berguguran
Tiada pengganti yang pantas
Generasi muda belum siap
Ilmu dan mental belum mantab
Apakah kamu akan kembali
Pada kebodohanmu yang dulu
Atau kamu tetap bertahan
Berjuang menegakkan tiang yang ada
Sungguh ilmumu tiada terbalas
Walau oleh seisi dunia ini
Moga Allah menempatkanmu
Di tempat yang terbaik lagi mulia
Puisi ini aku persembahkan kepada almarhum KH Abdullah Sattar Madjid Ilyas yang wafat pada hari Sabtu, 02 Oktober 2010. Beliau telah berjuang menegakkan agama ini hingga akhir hayatnya. Moga Allah menerima semua amal ibadahnya dan mengampuni segala dosanya.
Langganan:
Postingan (Atom)