Label

Selasa, 12 Januari 2010

Menghargai dengan Tip


Pagi itu aku bangun pagi-pagi sekali. Aku memang berencana pergi ke luar kota. Aku segera mandi dan bersiap. Setelah semua persiapan selesai, aku bergegas pergi. Aku sudah menghubungi taksi untuk menjemputku pagi itu. Waktu menunjukkan jam 04.00. Taksi datang tepat waktu. Aku pun berangkat menuju ke tempat pemberangkatan. Aku ingat pesan dari salah seorang temanku minggu lalu.
"Jangan datang terlambat ya! Ingat, bis akan berangkat jam 05.00 pagi." ucapnya waktu itu.
"Nggak perlu khawatir, aku orangnya tepat waktu kok. Kalau udah ta niatin aku pasti datang. Nggak pake telat." begitu jawabku meyakinkan dia.
Suasana masih gelap, walaupun sudah ada tanda-tanda bakal terang. Taksi meluncur dengan santainya menuju arah tujuan. Ketika aku sampai di tempat pemberangkatan, aku lihat ada banyak bis terparkir di sepanjang jalan. Kalau nggak salah hitung, ada 6 bis. Aku pun menyuruh sopir taksi untuk segera menepi.
"Pak, berhenti disini aja." kataku dengan segera.
"Iya, mas." jawab sang sopir singkat.
Taksi pun menepi dan berhenti tak jauh dari lokasi bis diparkir. Aku melihat argo taksi. Awalnya aku berpikir bakalan bayar banyak. Tapi setelah aku perhatikan argonya, ternyata nggak banyak. Maklum jarak antara rumah dengan tempat pemberangkatan lumayan jauh. Aku segera mengeluarkan uang dari dompetku. Aku sengaja membawa uang cukup banyak karena bisa jadi akan butuh di perjalanan nanti. Aku mengambil beberapa lembar uang dan aku berikan kepada sang sopir.
"Ini, pak. Kembaliannya, bapak ambil aja." kataku dengan sopan.
"Wah, makasih mas." jawab sopir tersebut dengan gembira.
Aku terbiasa memberikan tip kepada orang yang membantuku dengan baik. Paling sering aku memberi tip kepada pelayan di restoran tempat aku makan. Semakin baik dia memberikan pelayanan, semakin besar tip yang aku berikan. Sebenarnya aku mulai "belajar" memberikan tip dari teman wanitaku dulu. Setiap kali kami makan di restoran, dia selalu meningggalkan uang di atas meja, entah itu seribu, dua ribu, atau bahkan 10 ribu rupiah.
Suatu ketika kami makan bersama di salah satu restoran cepat saji di salah satu Mall di Surabaya. Saat itu kami sudah selesai makan. Aku memanggil salah satu waiter restoran.
"Mas, tolong billnya!" pintaku pada si waiter.
"Oh iya, mas. Tunggu sebentar." ujarnya.
Tak lama kemudian dia datang membawa baki dengan selembar bill di atasnya.
"Ini, mas." dia berujar.
"Ok, makasih." jawabku.
Si waiter meletakkan baki tersebut di atas meja. Aku mengambil dompet dan membayarnya. Si waiter menerimanya dan segera membawanya ke kasir. Tak lama kemudian dia kembali dengan membawa uang kembalian dan menyerahkannya kepadaku.
"Ini kembaliannya, pak." kata si waiter dengan sopan.
"Oh iya, makasih." kataku.
Aku pun mengambil seluruh uang kembalian tersebut. Tiba-tiba teman wanitaku mencegahku.
"Jangan diambil semua kembaliannya. Tinggalkan beberapa ribu untuk tip. Tinggalkan juga uang recehnya." begitu katanya.
Memang uang kembalian tadi ada beberapa lembar seribuan dan uang receh. Saat itu aku berusaha mendebatnya.
"Kenapa kita harus beri tip? Dia kan udah digaji." debatku sengit.
"Dia kan sudah melayani kita dengan baik. Memang sih dia udah digaji, tapi apa salahnya kita memberikan sedikit kelebihan kita sebagai penghargaan untuk pelayanannya yang baik tadi." kata temen wanitaku meyakinkanku.
Aku terpaku. Terdiam sejenak. Mencoba untuk memahami apa yang barusan dia katakan. Tiba-tiba aku tersadar, kenapa ya aku begitu pelit. Kenapa aku kurang bisa menghargai orang lain. Banyak orang yang sudah membantuku, namun aku menganggapnya biasa-biasa saja. Padahal bantuan mereka itu sebenarnya mempunyai makna yang besar untukku. Apa susahnya memberikan sedikit kelebihan yang aku miliki. Segera aku keluarkan lagi beberapa uang ribuan dan uang receh tadi. Aku letakkan uang itu di atas baki.
"Ya, udah. Ayo kita pulang." ujarku kepada teman wanitaku.
Kami pun meninggalkan resatoran tersebut. Sejak saat itu, aku selalu memberikan hadiah/tip kepada orang-orang yang membantuku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give the best comment you have